.
Warga Desa Sembung, Wedi, Klaten, tolak hasil seleksi perangkat desanya. (PM-Muhammad Arifin)
Klaten (PM) - Ratusan warga Desa Sembung, Kecamatan Wedi, Klaten menggeruduk Balai Desa Sembung, Rabu (31/08/2022). Masa yang sebagian menggunakan sepeda motor tersebut tiba di balai desa sekitar pukul 10.00 WIB guna menyampaikan penolakan terhadap hasil seleksi perangkat desa yang dianggapnya janggal.
Humas Forum Masyarakat Desa Sembung, Anton, membacakan pernyataan sikap di depan para pejabat kecamatan dan kelurahan,Rabu ( 31/08/2022 ). Pada intinya mereka menolak hasil seleksi perangkat desa dan meminta untuk diulang kembali.
"Kami peserta dan forum masyarakat Desa Sembung dengan ini menyatakan menolak hasil seleksi perangkat desa tahun 2022. Menuntut dilakukan penilaian ulang oleh masyarakat desa Sembung dan disaksikan masyarakat Desa Sembung," ucap Anton
Anton menjelaskan , ada tiga lowongan perangkat yang kosong di Desa Sembung dengan jumlah pendaftar 56 orang.Ini menunjukkan antusiasme warga tinggi untuk membangun desanya.
"Ini menunjukkan bahwa warga sangat antusias untuk membangun desa, sehingga pelaksanaanya juga harus dilakukan secara profesional. Tapi kenyataannya di Desa Sembung ditemukan ketidakprofesionalan," jelasnya
Anton mengatakan bahwa pihaknya punya bukti - bukti ketidak-profesionalan tersebut.D an pihaknya menginginkan untuk uji ulang.
"Kami menemukan bukti-bukti ketidakprofesionalan penjaringan perangkat desa di Desa Sembung ini. Untuk itu kami menuntut diselenggarakan uji ulang dengan menggandeng perguruan tinggi yang profesional dan memiliki kompetensi," tuturnya
Anton menambahkan, ada ketidakprofesionalan kepala desa melakukan asesmen. Sebab sudah ada aturan di Perbup 30/2022 tetapi materi itu tidak dipakai.
"Penilaian asesmen itu sudah ada kisi-kisi di Perbup akan tetapi tidak digunakan oleh kepala desa,. Ini tidak profesional, misalkan dilantik akan kita gugat di jalur hukum," imbuhnya
Sementara itu Kades Sembung, Sunarto, mengatakan dirinya dalam asesmen ditunjuk dari perguruan tinggi.
"Saya melakukan wawancara itu sesuai kemampuan saya. Soal hasil seleksi memang ada kekeliruan nilai dari kampus (perguruan tinggi), nomor 1 tergeser ke 3 tapi pihak perguruan tinggi sudah sepakat dan sudah membuat pernyataan jika ada komplain mereka akan bertanggung jawab," kata Sunarto
Pertemuan itupun mengalami jalan buntu, kemudian peserta diarahkan oleh camat untuk menempuh jalur hukum. Atas hasil itu warga pulang dengan menggeber gas motor dan mobil di sekitar balai desa dengan penjagaan aparat TNI Polri.
Penolakan hasil seleksi perangkat desa serentak di Kabupaten Klaten terus terjadi. Warga Desa Sembung, Kecamatan Wedi, Klaten, memasang spanduk penolakan.***
Editor: Muh Sugiono