Platinum

Empat Museum Peringati Haul ke-167 Pangeran Diponegoro

09 January 2022
.
Empat  Museum Peringati Haul  ke-167 Pangeran Diponegoro

Duta Museum Monumen Diponegoro,Tegalrejo, Yogyakarta

EMPAT museum, yakni Museum Monumen Pangeran Diponegoro (Mondip) Yogyakarta, Museum Diponegoro Magelang, Museum Sejarah Jakarta, dan Museum Benteng Rotterdam melaksanakan Peringatan Haul Pangeran Diponegoro ke-167 dengan napak tilas secara daring melalui media Instagram, Minggu (9/1/2022).

 Peringatan Haul Pangeran Diponegoro ke-167 menghadirkan narasumber Nyi Cilik Tripamungkas, M.H.I. Duta Museum Monumen Pangeran Diponegoro, Ki Ramdani Rachmat, S.Sn. Duta Museum Yogyakarta 2022, Sunaryo – Staf Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VIII Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah, Lulu Azizah Pemandu Museum Sejarah Jakarta, dan Kamarrudin Pemandu Benteng Rotterdam.

Napak tilas dimulai dari Museum Monumen Pangeran Diponegoro yang merupakan tempat  kediaman Pangeran Diponegoro dan nenek buyutnya Ratu Ageng (permaisuri Sri Sultan Hamengkubuwono I).

Di tempat inilah dimulainya pembentukan karakter Pangeran Diponegoro. Ratu Ageng adalah sosok penting di balik perjuangan Pangeran Diponegoro. Beliau adalah perempuan yang tangguh, putri dari Kiai Ageng Derpoyudhi dari Majangjati Sragen, komando Korp Prajurit Estri yang terdiri dari para perempuan pendekar dan berperan penting dalam perang gerilya Giyanti. Dia menawarkan hasil pertanian masyarakat Tegalrejo sampai ke pesisir Laut Jawa. Terampil dalam perdagangan dan sangat kuat menjaga adat istiadat budaya Jawa.

Dalam siaran langsung, Savidiawati selaku edukator museum menunjukan koleksi museum. Di antaranya, senjata asli Laskar Diponegoro seperti tombak, bandil atau martil baja, patrem, candrasa yang merupakan senjata laskar wanita.

Sebilah keris buatan empu pada masa Kerajaan Majapahit serta  pedang yang berasal dari Kerajaan Demak dan koleksi lainnya berupa batu komboran tempat minum kuda dan tembok jebol. Konon lubang tersebut dijebol oleh Pangeran Diponegoro dengan tangan kosong guna menghindari kepungan tentara Belanda.

Selanjutnya, Museum Diponegoro di Magelang. Di museum ini mengingatkan peristiwa perang Diponegoro tahun 1830-an. Waktu itu Pangeran Diponegoro ditangkap Belanda yang dipimpin oleh Jenderal de Kock dalam sebuah "perundingan" jebakan di kediaman Rumah Dinas Residen Kedu. Saking marahnya pada perundingan jebakan ini, kursi dengan anyaman rotan yang diduduki Diponegoro di bagian kanan tempat pegangan tangan terdapat bekas cengkraman tangan Pangeran Diponegoro. Di museum ini juga bisa disaksikan jubah asli, kitab Ta’rib dan cangkir poci milik sang pangeran.

Dari Museum Sejarah Jakarta edukator museum memperlihatkan kamar Pangeran Diponegoro. Kamar ini sebetulnya merupakan kamar kepala penjara (cipierswoning) di Stadhuis yang harus dikosongkan untuk Pangeran Diponegoro yang merupakan bangsawan atau tahanan politik berstatus tinggi.

 Di museum  juga dapat ditemui, dipan kayu berkelambu beralaskan daun pandan, kursi meja dengan dubang dengan tempat meludah sirih di atasnya, kandang burung dan payung khas kerajaan. Hampir satu bulan Pangeran  Diponegoro menunggu keputusan sidang Dewan Pengadilan Belanda sebelum akhirnya diasingkan ke Manado.

Di Benteng Rotterdam, persinggahan terakhir,  di benteng ini pernah  menjadi saksi bisu saat Pangeran Diponegoro diasingkan  oleh penjajah hingga akhirnya wafat. Sebelum ditawan di Benteng Rotterdam, Pangeran Diponegoro terlebih dulu diasingkan di Manado. Di museum ini dapat kita jumpai penjara yang ditempati Pangeran Diponegoro, keluarga, dan pembantunya.

“Acara ini digelar dalam rangka memperingati Haul Pangeran Diponegoro ke-167,  meneladani kehidupan sang pangeran, juga sarana edukasi dan promosi museum-museum bersejarah yang menjadi saksi bisu perjuangan Pangeran Diponegoro,” tutur Duta Museum Monumen Diponegoro Nyi Cilik Tripamungkas, M.H.I. yang juga penggagas peringatan  Haul Pangeran Diponegoro ke -167.  ***

 

Griting

Baca Juga