.
Peserta program sekolah lansia. (PM-ist)
Patmamedia.com (SLEMAN) – Kabupaten Sleman kembali menunjukkan komitmennya dalam menghadapi tantangan demografi lansia. Dengan jumlah lansia tertinggi di DIY, yakni sebanyak 685.000 orang atau 15% dari total 1,1 juta penduduk, Sleman menjadi pelopor pengembangan program Sekolah Lansia, yang kini diadopsi secara nasional.
Kepala Perwakilan Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN DIY, Mohammad Iqbal Apriansyah, menegaskan pentingnya inovasi berbasis kebutuhan lansia, seiring dengan meningkatnya prevalensi lansia di Indonesia yang mencapai 15,6%.
"Lansia perlu mendapatkan kemudahan akses, layanan, dan manfaat dari pemerintah. Sleman patut menjadi contoh, karena di sini program sekolah lansia pertama kali dikembangkan dan kini diadopsi nasional," kata Iqbal saat Launching Sekolah Lansia kelompok Bina Keluarga Lansia (BKL) Melati Sebayu yang diselenggarakan oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Sleman di Serambi Masjid Nurul Amin, Sebayu, Triharjo, Kapanewon Sleman, Senin (28/4/2025).
Iqbal menjelaskan, konsep pembelajaran di Sekolah Lansia dirancang menyenangkan dan membebaskan peserta dari tugas rumah, namun tetap berdampak besar terhadap kualitas hidup mereka.
"Peserta menjadi lebih 'smart' (sehat, mandiri, aktif, produktif, dan bermartabat) dibandingkan hanya berdiam di rumah," tambah Iqbal.
Konsep ‘smart’ tersebut mendorong para lansia untuk mengembangkan tujuh dimensi ketangguhan, yakni spiritual, fisik, emosional, intelektual, sosial, profesional, vokasional, dan lingkungan.
Pelaksana Tugas (Plt.) Sekretaris Dinas P3AP2KB Sleman, Dwi Wiharyanti (Wiwik), menyatakan bahwa pihaknya terus memperluas jangkauan Sekolah Lansia di tahun 2025.
"Tahun ini kami menambah enam kelompok sekolah lansia, termasuk BKL Melati Sebayu. Dengan tambahan ini, total sekolah lansia mencapai 12 kelompok yang tersebar di wilayah Sleman," ujarnya.
Lebih lanjut, Wiwik menekankan bahwa keberadaan Sekolah Lansia diharapkan bukan hanya memperpanjang usia, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup.
"Harapannya, lansia tidak hanya panjang umur, tetapi juga smart, sehat, produktif, dan bahagia, baik di dunia maupun akhirat," katanya.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku lansia dalam aspek kesehatan fisik, mental, sosial, ekonomi, lingkungan, hingga menghadapi proses menua baik dalam kondisi sehat maupun sakit.
Metode pembelajaran di Sekolah Lansia pun dirancang menarik dan partisipatif. Para peserta diajak untuk mengucapkan yel-yel, tepuk tangan, berbagi testimoni, menjawab kuis (recalling memory), berdoa bersama (mengaji), mendalami wawasan baru, hingga evaluasi bersama fasilitator. *