Platinum

Pemerintah Kapanewon Seyegan Dorong Graduasi KPM PKH 2025, Targetkan 80 Keluarga

Wijatma T S
20 March 2025
.
Pemerintah Kapanewon Seyegan Dorong Graduasi KPM PKH 2025, Targetkan 80 Keluarga

Para keluarga yang sukses graduasi, hampir 50 persen dari target tahun 2025. (PM-ist)

Patmamedia.com (SLEMAN) – Pemerintah Kapanewon Seyegan terus mendorong program Graduasi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) tahun 2025 sebagai upaya untuk menekan angka kemiskinan. Graduasi ini menandai berakhirnya kepesertaan sebagai KPM PKH bagi keluarga yang dinilai telah mampu secara ekonomi.

"Graduasi bertujuan untuk mendorong KPM agar secara sadar dan mandiri mundur dari program, karena mereka sudah mampu secara ekonomi. Dengan demikian, bantuan dapat dialihkan kepada warga lain yang lebih membutuhkan," ujar Kepala Jawatan Sosial Kapanewon Seyegan, Subagyo Rahayu, dalam acara Graduasi KPM PKH Maret 2025 di Ruang Rapat Kantor Kapanewon Seyegan, Sleman, Kamis (20/3/2025).

Dalam acara tersebut, dari 40 KPM yang diundang, sebanyak 35 keluarga telah menyatakan diri untuk graduasi, sementara lima keluarga lainnya masih dalam tahap diskusi dengan pihak keluarga mereka. Untuk menegaskan komitmen, para peserta yang graduasi menandatangani surat pernyataan lulus dari KPM PKH, sebagai simbol kesadaran dan kesiapan mereka untuk mandiri secara ekonomi.

Graduasi KPM PKH dapat terjadi melalui dua cara, yaitu secara alami dan secara mandiri. Graduasi alami terjadi ketika penerima manfaat meninggal dunia atau tidak lagi memenuhi syarat kepesertaan. Sementara itu, graduasi mandiri dilakukan atas kesadaran sendiri bahwa kondisi ekonomi mereka sudah lebih baik sehingga tidak lagi memerlukan bantuan PKH.

Saat ini, jumlah penerima KPM PKH di Kapanewon Seyegan mencapai 4.500 keluarga. Pada tahun 2023, sebanyak 25 keluarga berhasil graduasi dari target 30 keluarga yang diundang. Sedangkan pada tahun 2024, jumlah yang graduasi meningkat menjadi 47 keluarga dari target 60 keluarga. Untuk tahun 2025, Kapanewon Seyegan menargetkan 80 keluarga agar bisa graduasi.

“Program ini diharapkan dapat menurunkan angka kemiskinan di Seyegan, yang pada tahun 2024 tercatat sebesar 11,97 persen. Angka ini menempati peringkat kedua tertinggi di Kabupaten Sleman, jauh di atas angka kemiskinan tingkat kabupaten yang berada di 7,46 persen,” tegas Subagyo.

Selain mendorong graduasi, pemerintah juga telah menyiapkan berbagai bentuk dukungan bagi masyarakat yang telah lulus dari KPM PKH. Mereka akan dipetakan untuk mendapatkan bantuan lain guna memastikan taraf hidup tetap terjaga. Bantuan yang disiapkan antara lain dukungan usaha melalui Badan Usaha Milik Kalurahan Mandiri (Bumkalma), sertifikasi halal dari KUA, serta pendampingan dalam pengurusan Nomor Induk Berusaha (NIB).

Sementara itu, Kepala Bidang Pemberdayaan dan Kelembagaan Sosial Dinas Sosial Sleman, Feri Istanto, menegaskan bahwa program graduasi ini penting agar bantuan sosial bisa diberikan secara lebih merata.

"Pemerintah ingin membantu masyarakat yang benar-benar membutuhkan, tetapi anggaran yang tersedia terbatas. Dengan adanya graduasi, mereka yang sudah mampu dapat memberikan kesempatan bagi masyarakat lain yang masih membutuhkan bantuan," ujar Feri Istanto.

Ia juga menekankan bahwa masyarakat tidak perlu khawatir setelah lulus dari PKH karena masih ada berbagai bantuan sosial lain yang dapat diakses, termasuk Jaring Pengaman Sosial (JPS). Jika ada kesulitan dalam pembiayaan sekolah, warga juga dapat mengajukan bantuan ke Dinas Sosial Kabupaten Sleman.

Salah satu warga yang telah graduasi dari KPM PKH, Supraptimah, warga Planggok, Margokaton, Seyegan, membagikan pengalamannya. Sejak tahun 2021, ia menerima bantuan PKH karena penghasilannya sebagai guru PAUD hanya sebesar Rp250 ribu per bulan, sementara ia harus menghidupi tiga anak yang masih bersekolah.

Namun, kondisi ekonominya membaik setelah gajinya meningkat menjadi Rp1,3 juta dan suaminya yang bekerja di bidang usaha rongsokan memiliki gerobak untuk usahanya. Kesadaran untuk mundur dari PKH muncul setelah ia melihat kondisi tetangganya yang lebih membutuhkan tetapi tidak mendapatkan bantuan karena kuota telah habis.

"Saya juga masih mendapatkan bantuan JPS dari Pemkab Sleman, sehingga anak-anak tetap bisa sekolah. Saya ingin mengimbau masyarakat agar tidak takut untuk graduasi dari PKH, karena jika memang masih membutuhkan, pemerintah tetap menyediakan bantuan yang bisa diakses," tutupnya. *

Griting

Baca Juga