.
Sudah ada larangan buang sampah, tapi masih saja ada warga yang ngeyel buang sampah sembarangan
Klaten (PM)- Lokasi pembuangan sampah sembarangan bertebaran di sejumlah wilayah di Klaten. Untuk mengatasi persoalan sampah liar tersebut, warga dan pemerintah desa didorong membikin peraturan desa terkait pengelolaan sampah liar.
Kepala Bidang (kabid) Pengelolaan Sampah dan Limbah Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Klaten, Himawan Pamungkas, mengatakan jumlah total sampah yang diangkut ke tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS) Troketon rata - rata hampir 90 ton per hari. Jumlah ini meningkat dibandingkan jumlah sampah yang terangkut ke TPAS pada 2021 sekitar 85 ton per hari.
"Itu baik yang kita layani maupun dari Kelompok Swadaya Masyarakat atau KSM," jelas Himawan, Kamis (13/012022).
Meski sudah ada puluhan ton sampah yang sudah diangkut ke TPAS serta pengelolaan sampah melalui kelompok masyarakat, Himawan tak memungkiri masih banyak sampah yang dibuang secara sembarangan di berbagai lokasi yang tersebar di seluruh wilayah di Klaten . Seperti di wilayah Kecamatan Pedan , masih ditemui tumpukan sampah di sepanjang tepi salah satu ruas jalan menuju wilayah Desa Troketon.
"Bebarapa kali sudah kami tangani, tetapi masih saja ada sampah liar," ujar Himawan.
Loksi lain di Kecamatan Juwiring. Tumpukan sampah liar di dekat jembatan wilayah Bolopleret. Tumpukan sampah liar juga ditemulan di wilayah Kecamatan Polanharjo serta Gantiwarno.
"Bukan berarti kami tidak peduli. Jika harus menangani secara keseluruhan di Kabupaten Klaten, kami jelas tidak mampu karena keterbatasan sarana dan prasarana. Di sisi lain kalau terus kami tangani, justru akan menimbulkan ketergantungan. Itu tidak mendidik. Kami lebih mengajak kepedulian dari masing- masing wilayah terhadap lingkungan mereka," papar Himawan.
Himawan menjelaskan, untuk mengatasi persoalan sampah dibutuhkan kepedulian semua pihak seperti masyarakat dan pemerintah desa. Tiap desa dapat membuat peraturan desa terkait jasa pelayanan kebersihan. Warga bersama pemerintah desa dapat mengelola sampah dil ingkungan masing - masing yang justru bisa mendatangkan penghasilan.***